ini cerpen udah pernah aku post di mading sembilan lima, tapi bagi yang udah lupa atau belum sempat membaca, silahkan baca! bahkan sangat saya anjurkan :) hehe :D
![]() |
Keluargaku
ternyata sudah berangkat. So, hari ini aku berangkat ke sekolah sendirian.
Sialnya, angkot yang ku tunggu-tunggu itu tak datang juga. Aku harus merelakan
15 menitku hilang begitu saja untuk menunggu angkot. Hemm, aku sangat gelisah,
hari ini aku pasti terlambat.
Selang
beberapa menit, aku tiba di sekolah, dugaanku benar, hari ini aku terlambat.
Gerbang sekolah sudah tertutup rapat. Untungnya pak satpam masih berbaik hati
dan membukakan pintu gerbang untukku. (huh, selamat).
Aku
berlari terbirit-birit menuju kelas. Saat aku masuk kelas, ternyata teman-temanku
sedang bersiap untuk menghadapi ulangan.
“Mampus, aku belum belajar lagi” Gumamku.
Sebelum diperbolehkan duduk, terlebih dahulu aku diceramahi guru yang mengajar pada saat itu. Setelah itu kami mengerjakan soal ulangan.
“Huh, untung soalnya gampang” Ujarku perlahan.
“Mampus, aku belum belajar lagi” Gumamku.
Sebelum diperbolehkan duduk, terlebih dahulu aku diceramahi guru yang mengajar pada saat itu. Setelah itu kami mengerjakan soal ulangan.
“Huh, untung soalnya gampang” Ujarku perlahan.
Bel pulang
sekolah berdering. Aku segera merapikan alat tulisku dan keluar kelas. Sewaktu
aku berjalan, ada salah seorang siswa yang menabrakku sehingga aku jatuh
tersungkur ke tanah. Huh, baju putihku yang panjang menjadi kotor terkena tanah
begitu juga dengan rok ku. Yang lebih memalukan lagi semua siswa yang melihat
kejadian itu menertawakanku. Aku serasa menjadi orang yang paling menyedihkan
di halaman sekolah itu. huh, sungguh menyedihkan sekali diriku saat itu.
***
Selang
beberapa menit, aku sampai di rumah. Ternyata tak ada satupun keluargaku yang
berada di rumah. Rumah terasa sepi, sesepi hatiku. Padahal yang aku butuhkan
saat ini adalah hiburan dari keluarga.
“Hemmm” Gumamku sambil menghela napas.
“Hemmm” Gumamku sambil menghela napas.
Sekitar pukul
2 siang, aku pergi ke rumah temanku. Kami punya janji untuk belajar bersama.
Tapi sayangnya, aku tersesat, aku merasa bahwa aku melintasi jalan dan
mendatangi rumah yang benar. Namun pemilik rumah itu mengatakan bahwa dia tidak
mengenal temanku.
Aku sungguh
merasa bingung dan lelah. Aku telah mengelilingi komplek itu, tapi tak ada
satupun orang yang mengenal temanku. huh,aku sudah merasa putus asa. Aku
memutuskan untuk beristirahat di warung dekat situ. Ketika aku sedang menikmati
makanan dan minuman yang ada, tiba-tiba temanku datang.
Dengan sorot mata yang tajam
mereka datang menghampiriku dan memakiku. Mereka mengatakan bahwa aku tidak
menepati janjiku. mereka terus mengatakan hal-hal buruk mengenai diriku, mereka
juga tidak memberikanku kesempatan untuk bicara. setelah mereka puas
menjelek-jelekanku, merekapun pergi begitu saja tanpa mempedulikan raut wajahku
dan perasaanku.
***
Siang tlah berganti malam. Sang suryapun turun dari tahtanya, kini tergantikan oleh rembulan yang bersinar terang benderang.
Sampai saat
ini, keluargaku belum juga pulang. Aku tak tahu kemana mereka pergi. Tak ada
yang mengabariku. Nomor hp ayah dan bunda pun tidak aktif.
Aku terpaku
menatap bulan. Merenungkan apa yang telah aku alami hari ini. Kejadian-kejadian
aneh yang tak pernah ku alami sebelumnya membuatku semakin tak bersemangat
menjalani hidup. Aku merasa tidak punya siapa-siapa lagi. Aku merasa sangat
kesepian.
Tiba-tiba
lampu di kamarku padam. Aku sangat kaget, aku sangat takut dengan kegelapan.
Aku segera keluar kamar, meraba-raba, mencari sesuatu yang dapat memberikan
sedikit cahaya tuk menerangi kegelapan. Saat aku berjalan, aku tersandung
sesuatu. Aku terjatuh dan kepalaku membentur meja.
“Aduh, sakit” dan tiba-tiba, ruangan yang gelap itu menjadi terang-benderang.
“Aduh, sakit” dan tiba-tiba, ruangan yang gelap itu menjadi terang-benderang.
“Taaa…rrraaaaa”
Suara terompet bergemuru membuat ruangan menjadi ramai. Aku
tersentak dan sangat kaget. Ternyata orang tua dan teman-temanku memberi pesta
kejutan kepadaku. Mereka sengaja melakukan sandiwara ini agar terkesan surprised
dan agar aku lupa dengar hari ultahku sendiri.
Mereka semua mengucapkan selamat dan meminta
maaf. Mereka juga menyanyikan lagu selamat ulang tahun untukku.
Sungguh hari
yang menyedihkan sekaligus membahagiakan bagiku. Aku dikerjai hingga merasa
sendiri sampai akhirnya mereka menutup hariku dengan surprised party
yang sangat indah dan nyanyian selamat ulang tahun yang syahdu.
HAPPY
BIRTHDAY. . .
HAPPY
BIRTHDAY. . .
HAPPY
BIRTHDAY RINI ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar