Senin, 05 Maret 2012

Suka Duka di Hari ULTAH


ini cerpen udah pernah aku post di mading sembilan lima, tapi bagi yang udah lupa atau belum sempat membaca, silahkan baca! bahkan sangat saya anjurkan :) hehe :D




             Udara dingin menusuk-nusuk tulang. Sinar mentari pagi menerobos masuk dari cela-cela rumah. Dan suara yang menjerit lembut membangunkanku dari mimpi yang indah. Namun saat aku terbangun aku tersentak. Ternyata jam dinding menunjuk ke angka tujuh. Aku segera melayang dari tempat tidurku, mandi, berpakaian rapi dan menyiapkan peralatan sekolah. Setelah semua selesai aku segera turun. 


            Keluargaku ternyata sudah berangkat. So, hari ini aku berangkat ke sekolah sendirian. Sialnya, angkot yang ku tunggu-tunggu itu tak datang juga. Aku harus merelakan 15 menitku hilang begitu saja untuk menunggu angkot. Hemm, aku sangat gelisah, hari ini aku pasti terlambat.
            Selang beberapa menit, aku tiba di sekolah, dugaanku benar, hari ini aku terlambat. Gerbang sekolah sudah tertutup rapat. Untungnya pak satpam masih berbaik hati dan membukakan pintu gerbang untukku. (huh, selamat).
            Aku berlari terbirit-birit menuju kelas. Saat aku masuk kelas, ternyata teman-temanku sedang bersiap untuk menghadapi ulangan. 


“Mampus, aku belum belajar lagi” Gumamku.


Sebelum diperbolehkan duduk, terlebih dahulu aku diceramahi guru yang mengajar pada saat itu. Setelah itu kami mengerjakan soal ulangan. 


“Huh, untung soalnya gampang” Ujarku perlahan.
            Bel pulang sekolah berdering. Aku segera merapikan alat tulisku dan keluar kelas. Sewaktu aku berjalan, ada salah seorang siswa yang menabrakku sehingga aku jatuh tersungkur ke tanah. Huh, baju putihku yang panjang menjadi kotor terkena tanah begitu juga dengan rok ku. Yang lebih memalukan lagi semua siswa yang melihat kejadian itu menertawakanku. Aku serasa menjadi orang yang paling menyedihkan di halaman sekolah itu. huh, sungguh menyedihkan sekali diriku saat itu.

***
            Selang beberapa menit, aku sampai di rumah. Ternyata tak ada satupun keluargaku yang berada di rumah. Rumah terasa sepi, sesepi hatiku. Padahal yang aku butuhkan saat ini adalah hiburan dari keluarga. 
 “Hemmm” Gumamku sambil menghela napas.
            Sekitar pukul 2 siang, aku pergi ke rumah temanku. Kami punya janji untuk belajar bersama. Tapi sayangnya, aku tersesat, aku merasa bahwa aku melintasi jalan dan mendatangi rumah yang benar. Namun pemilik rumah itu mengatakan bahwa dia tidak mengenal temanku.
            Aku sungguh merasa bingung dan lelah. Aku telah mengelilingi komplek itu, tapi tak ada satupun orang yang mengenal temanku. huh,aku sudah merasa putus asa. Aku memutuskan untuk beristirahat di warung dekat situ. Ketika aku sedang menikmati makanan dan minuman yang ada, tiba-tiba temanku datang.
Dengan sorot mata yang tajam mereka datang menghampiriku dan memakiku. Mereka mengatakan bahwa aku tidak menepati janjiku. mereka terus mengatakan hal-hal buruk mengenai diriku, mereka juga tidak memberikanku kesempatan untuk bicara. setelah mereka puas menjelek-jelekanku, merekapun pergi begitu saja tanpa mempedulikan raut wajahku dan perasaanku.
***
            
           Siang tlah berganti malam. Sang suryapun turun dari tahtanya, kini tergantikan oleh rembulan yang bersinar terang benderang.
            Sampai saat ini, keluargaku belum juga pulang. Aku tak tahu kemana mereka pergi. Tak ada yang mengabariku. Nomor hp ayah dan bunda pun tidak aktif.
            Aku terpaku menatap bulan. Merenungkan apa yang telah aku alami hari ini. Kejadian-kejadian aneh yang tak pernah ku alami sebelumnya membuatku semakin tak bersemangat menjalani hidup. Aku merasa tidak punya siapa-siapa lagi. Aku merasa sangat kesepian.
            Tiba-tiba lampu di kamarku padam. Aku sangat kaget, aku sangat takut dengan kegelapan. Aku segera keluar kamar, meraba-raba, mencari sesuatu yang dapat memberikan sedikit cahaya tuk menerangi kegelapan. Saat aku berjalan, aku tersandung sesuatu. Aku terjatuh dan kepalaku membentur meja. 


“Aduh, sakit” dan tiba-tiba, ruangan yang gelap itu menjadi terang-benderang.
            “Taaa…rrraaaaa”
             Suara terompet bergemuru membuat ruangan menjadi ramai. Aku tersentak dan sangat kaget. Ternyata orang tua dan teman-temanku memberi pesta kejutan kepadaku. Mereka sengaja melakukan sandiwara ini agar terkesan surprised dan agar aku lupa dengar hari ultahku sendiri.
             Mereka semua mengucapkan selamat dan meminta maaf. Mereka juga menyanyikan lagu selamat ulang tahun untukku. 
            Sungguh hari yang menyedihkan sekaligus membahagiakan bagiku. Aku dikerjai hingga merasa sendiri sampai akhirnya mereka menutup hariku dengan surprised party yang sangat indah dan nyanyian selamat ulang tahun yang syahdu.

HAPPY BIRTHDAY. . .
HAPPY BIRTHDAY. . .
HAPPY BIRTHDAY RINI ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar