Rabu, 04 April 2012

MISTERI SUMUR TUA


          
 Siang itu, tepatnya 5 November 2011 sepulang sekolah banyak siswa yang membicarakan tentang sumur yang katanya angker. Karena penasaran akupun langsung bertanya kepada salah seorang diantara mereka. 

“Hei! Kalian sedang membicarakan apa sih? Kayaknya seru banget”. 

 “Ini lho, kami lagi bicarain tentang sumur yang ada di belakang sekolah, katanya sumur itu ada hantunya”. 

Dengan wajah tak percaya aku berkata “Emang zaman sekarang masih ada hal begituan?” 

 “Kalau kamu tidak percaya, datangi saja sumur itu dan buktikan perkataanku tadi”. 

Diapun segera berlalu dari hadapanku. Aku bertanya-tanya dalam hati “Apa benar sumur itu ada hantunya?” Aku berencana akan mengajak teman-temanku mendatangi sumur itu besok.
          
 Lonceng berbunyi menandakan telah usailah pelajaran kami hari ini. Dengan tergesah-gesah aku merapikan alat tulisku dan keluar dari kelas. 

“Rani, Dini tunggu!”

 “ada apa Cha?”

“Aku mau mengajak kalian pergi ke belakang sekolah, melihat sumur tua”. 

“Emang ngapain kamu mau ke sana?”

“Aku mau membuktikan perkataan anak itu kemarin, dia bilang di sumur itu ada hantunya”. 

Mereka berdua bengong. “Hei, daripada bengong mending kita pergi sekarang”. Aku menarik tangan mereka berdua dan segera berlalu dari halaman sekolah.

          “Ini sumurnya?” tanya Dini. 

“Sepertinya memang benar ini sumurnya karena tak ada sumur lain di sekitar sini” Jawabku dengan yakin. 

Sumur ini memang sangat aneh, tak seperti sumur biasa yang ada air, tapi sumur ini tak ada air juga terlihat sangat gelap, dindingnya dipenuhi lumut, dan terletak di sekitar semak-semak belukar. Perjalanan menuju sumur ini pun sangat susah dan jauh. 

“Sepertinya sumur ini tidak pernah di rawat dan didatangi orang?” kata Rani. 

Kami mengamat-amati keadaan sekitar sumur itu. Tiba-tiba ada suara yang mengagetkan kami. Kami terkejut dan sangat ketakutan lalu lari meninggalkan sumur itu. Saat melarikan diri aku terpeleset dan jatuh ke lubang yang berlumpur, teman-temanku menarikku dan membantuku berdiri, kamipun segera berlari meninggalkan sumur itu. 

“Huh, benar-benar kejadian yang aneh” Gumamku dalam hati. Badanku terasa sakit semua karena terjatuh tadi. Apalagi seragam sekolahku, hemm kotor sekali terkena lumpur. Tapi aku tetap penasaran dengan sumur tua itu dan memutuskan akan mengajak temanku mendatangi sumur itu lagi.

          Pagi menjelang siang kira-kira pukul 09.30, aku pergi menuju rumah temanku dan mangajak meraka mendatangi sumur itu lagi. Tapi tak ada satupun dari mereka yang mau menemaniku. 

“Ayolah, sekali ini saja, kita datangi lagi tempat itu karena aku masih penasaran dengan sumur itu”.

“Kalau hal aneh terjadi lagi pada kita, siapa yang mau bertanggung jawab?” Rani menbenarkan perrkataan Dini. 

“Ayolah, sekali ini saja, kita selidiki lagi tentang sumur itu”

 “Ya dech, tapi kami nggak mau mendekati sumur itu, aku hanya mau menemanimu di perjalanan saja”. 

"Baiklah tak apa." 

Akhirnya aku berhasil membujuk mereka untuk mendatangi sumur itu lagi.

          Selang beberapa menit, kami sudah sampai di belakang sekolah, tapi temanku tetap saja tidak mau menemaniku melihat sumur itu. Baru saja aku ingin melangkahkan kaki, ada kakek tua yang menegurku dan bertanya 

“Sedang apa kalian di sini? Apa kalian ingin mendatangi sumur itu?” aku sangat kaget dengan kedatangan kakek tua itu. 

“Eh. . . .kami ingin mendatangi sumur tua itu kek”. 

“Mengapa kalian ingin mendatangi sumur itu? Sebaiknya kalian pulang saja, karena sangat berbahaya bagi anak seumuran kalian mendatangi sumur itu”.

 “Mengapa tidak diperbolehkan kek?”

“Karena sumur itu angker”. 

           Kakek itupun menceritakan semuanya kepada kami bahwa dulu pernah ada seorang wanita sangat malang. Dia mengakhiri hidupnya dengan menjatuhkan diri ke dalam sumur itu. Dia sudah putus asa menghadapi segala cobaan hidup. Semua orang tidak menyangka bahwa wanita lugu ini mengakhiri hidupnya dengan bunuhdiri. Dan karena itulah arwahnya tidak diterima oleh bumi. Dan banyak orang yang pernah melihatnya menagis di pinggir sumur itu. Maka dari itu tidak ada lagi orang yang mau mengambil air di sumur itu lagi. Dan sampai sekarang tempat itu dibiarkan oleh masyarakat menjadi tempat yang dipenuhi oleh semak-semak belukar agar tidak ada lagi oleh asing yang datang ketempat itu.

          Akhirnya aku mendapatkan jawaban atas kebingunganku selama ini. Aku berharap agar tak ada lagi siswa yang memperbincangkan masalah itu lagi. Dan aku juga berharap masyarakat mau menjaga dan merawat sumur itu juga mengadakan syukuran terhadap sumur itu agar tak ada hal aneh lagi yang terjadi.